Bangsa Romawi Kuno adalah peradaban bangsa Romawi mulai dari berdirinya kota Roma di Jazirah Italia pada abad ke-8 pra-Masehi sampai dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 tarikh Masehi. Sejarah bangsa Romawi sangat panjang dan kompleks, sehingga sulit untuk dijelaskan dalam 500 kata saja. Namun, saya akan mencoba memberikan gambaran umum tentang sejarah bangsa Romawi.
Bangsa Romawi Kuno terdiri dari tiga zaman, yaitu Kerajaan Romawi (753 – 509 SM), Republik Romawi (509 – 27 SM), dan Kekaisaran Romawi (27 SM – 476 M). Pada zaman Kerajaan Romawi, Roma masih berupa sebuah kota kecil yang dipimpin oleh seorang raja. Pada zaman Republik Romawi, Roma berkembang menjadi sebuah negara yang dipimpin oleh dua konsul. Pada zaman Kekaisaran Romawi, Roma menjadi sebuah kekaisaran yang dipimpin oleh seorang kaisar.
Bangsa Romawi Kuno memiliki banyak pencapaian dalam bidang seni, sastra, arsitektur, dan teknologi. Mereka juga dikenal sebagai penakluk yang handal dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup sebagian besar Eropa Barat dan Mediterania. Namun, kejayaan bangsa Romawi tidak bertahan lama dan mereka mengalami kemunduran pada abad ke-5 Masehi.
Bangsa Romawi memperluas wilayah kekuasaannya melalui beberapa cara seperti perang dan diplomasi. Pada abad ke-4 SM, bangsa Romawi membangun dinding benteng di sekitar kota mereka setelah serangan parah oleh bangsa Galia yang menginvasi Italia dari utara. Pada tahun 338 SM, mereka telah menguasai masyarakat saingan di Latium dan memperluas kekuasaannya di seluruh wilayah Etruria pada abad berikutnya. Pada zaman republik, Romawi bercita-cita mengadakan perluasan wilayah kekuasaan dengan mengalahkan Karthago yang dipimpin oleh Hannibal dalam Perang Funesia III (146 SM).
Bangsa Romawi terkenal dengan kekuatan militer mereka dan sering kali terlibat dalam peperangan untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka. Mereka menggunakan berbagai strategi dan taktik dalam peperangan, seperti formasi legiun dan manipulus, yang memungkinkan mereka untuk mengalahkan musuh yang lebih besar dalam jumlah. Selain itu, mereka juga menggunakan senjata dan perlengkapan yang canggih untuk memperkuat pasukan mereka.
Perang terbesar yang pernah dilakukan oleh bangsa Romawi adalah Perang Punik yang terjadi antara Romawi dengan Kartago antara tahun 264 hingga 146 SM. Perang ini merupakan perang terbesar di dunia kuno¹. Kata Punik sendiri berasar dari kata Punici, yang memiliki arti Bangsa Fenisia dalam bahasa Latin¹.
Perang Punik terjadi antara Romawi dengan Kartago antara tahun 264 hingga 146 SM dan merupakan perang terbesar di dunia kuno. Perang ini terjadi akibat adanya keinginan Republik Romawi untuk memperluas daerah kekuasaannya. Niat ini awalnya berlangsung tanpa hambatan yang berarti, tetapi kemudian bertumbukan dengan kepentingan Kartago di Sisilia.
Prajurit Romawi kuno selalu membawa gladius (pedang panjang) dan perisai. Senjata ini paling efektif dalam pertempuran jarak dekat. Mula-mula, prajurit Romawi kuno akan menghadang musuh dengan perisai lalu menyerangnya dengan gladius. Biasanya, gladius digunakan untuk menusuk, menebas, serta memotong tempurung lutut musuh. Selain itu, bangsa Romawi juga mengembangkan sejumlah mesin perang yang digunakan di medan perang seperti ballista.
Berikut ini adalah daftar raja-raja Romawi
– Romulus (753-717 SM)
– Numa Pompilius (715-673 SM)
– Tullus Hostilius (673-642 SM)
– Ancus Marcius (642-617 SM)
– Lucius Tarquinius Priscus (616-579 SM)
– Servius Tullius (578-535 SM)
– Lucius Tarquinius Superbus (534-509 SM)
Berikut adalah daftar kaisar Romawi dari Caesar (59 SM) hingga kaisar tunggal terakhir, Theodosius I (392 – 395), sebelum kekaisaran Romawi pecah menjadi kekaisaran Romawi Barat dan kekaisaran Romawi Timur.
1. Julius Caesar (49-44 SM)
2. Augustus (27 SM – 14 M)
3. Tiberius (14-37 M)
4. Caligula (37-41 M)
5. Claudius (41-54 M)
6. Nero (54-68 M)
7. Galba (68-69 M)
8. Otho (69 M)
9. Vitellius (69 M)
10. Vespasianus (69-79 M)
11. Titus (79-81 M)
12. Domitianus (81-96 M)
13. Nerva (96-98 M)
14. Trajanus (98-117 M)
15. Hadrianus (117-138 M)
16. Antoninus Pius (138-161 M)
17. Marcus Aurelius (161-180 M)
18. Commodus (180-192 M)
19. Pertinax (193 M)
20. Didius Julianus (193 M)
21. Septimius Severus (193-211 M)
22. Caracalla (211-217 M)
23. Macrinus (217-218 M)
24. Elagabalus atau Heliogabalus (218-222 M)
25. Severus Alexander (222-235 M)
26. Maximinus Thrax atau Maximinus I (235-238 M)
27. Gordian I dan Gordian II atau Gordianus I dan Gordianus II(238 M)
28. Pupienus dan Balbinus atau Pupienus dan Balbinus(238 M)
29. Gordian III atau Gordianus III(238–244)
30. Philippus Arabs atau Philippus I(244–249)
31. Decius atau Decius Traian(249–251)
32. Trebonianus Gallus atau Trebonianus Gallus(251–253)
33. Aemilian atau Aemilianus(253)
34. Valerian atau Valerianus(253–260)
35. Gallienus atau Gallien(253–268)
36. Claudius Gothicus atau Claudius II Gothicus(268–270)
37. Aurelian atau Aurelianus(270–275)
38. Tacitus atau Tacitus(275–276)
39. Florian atau Florianus(276)
40. Probus atau Probus(276–282)
41.Carinus atau Carinus(283–285)
42.Numerian atau Numerianus(283–284)
43.Diokletianos atau Diocletian(284–305)
44.Maximianos Herculius atau Maximian(286–305; 306–308; 310)
45.Constantinus I Agung atau Constantine the Great(306–337)
Kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja. Raja ketujuhnya dikudeta dan rakyat Romawi menggantikannya dengan sistem pemerintahan republik pada 510 SM, sehingga Kerajaan Romawi berubah menjadi
Pemerintahan Republik Romawi terdiri dari dua konsul yang dipilih setiap tahun oleh Senat. Selain itu, ada juga magistratus yang bertugas sebagai hakim dan pengawas keuangan. Pada masa kekaisaran, pemerintahan dipegang oleh seorang kaisar.
Kekaisaran Romawi terbagi menjadi dua pada tahun 395 Masehi menjadi Romawi Barat dan Timur. Kekuasaan Romawi terbagi antara timur dan barat dan biasanya kekuasaan dibagi, kaisar memerintah bersama dan mengatur wilayah geografis yang terpisah.
Kekaisaran Romawi jatuh karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kejatuhan Kekaisaran Romawi antara lain
– Penurunan nilai dan moral
– Kesehatan dan penyakit masyarakat
– Perkembangan teknologi yang buruk
– Inflasi
– Pembusukan kota
– Kekaisaran yang terbagi
– Invasi orang barbar
– Terlalu banyak pengeluaran militer
Bangsa Romawi membangun dinding benteng di sekitar kota mereka setelah serangan parah oleh bangsa Galia yang menginvasi Italia dari utara pada sekitar tahun 390 SM. Dinding benteng ini dibangun untuk melindungi kota Roma dari serangan musuh dan juga sebagai simbol kekuasaan.
Dinding benteng ini dibangun untuk melindungi kota Roma dari serangan musuh dan juga sebagai simbol kekuasaan.
Bangsa Romawi mempertahankan dinding benteng mereka dengan menempatkan pasukan di sepanjang dinding benteng dan menara pengawas. Selain itu, mereka juga membangun benteng-benteng kecil di sekitar dinding benteng untuk memperkuat pertahanan.
Periode Kerajaan Romawi berakhir setelah penggulingan kekuasaan rajanya dan berdirinya Republik Romawi pada 509 SM.