Sejarah Agama Buddha

Agama Buddha muncul di abad ke-6 SM dan masih terkesan erat dengan agama Hindu. Siddharta Buddha Gautama adalah sosok pembawa sejarah agama Buddha ke bumi ini. Ia dilahirkan pada tahun 560 S.M di Gana-Sangha, Kapilawastu, India Utara.

Sejarah agama Buddha dimulai dari abad ke-5 SM sampai sekarang. Selama masa ini, agama ini sementara berkembang, unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan setempat.

Berdasarkan data yang saya temukan, agama Buddha menempati urutan ke-5 terbesar di dunia dengan jumlah penganut sekitar 507 juta orang di seluruh dunia. China memiliki jumlah umat Buddha paling banyak di dunia mencapai 244 juta. Selanjutnya adalah Thailand dengan 64,4 juta dan Jepang sebanyak 45,8 juta. Di Indonesia sendiri, agama Buddha pernah tumbuh pesat di abad ke-7,8, dan 9 Masehi. Wilayah dengan jumlah penganut agama Buddha terbanyak di Indonesia adalah Pontianak dan Singkawang.

Dewa dalam agama Buddha adalah salah satu jenis dari banyak jenis sosok manusia berbeda yang memiliki sifat keilahian seperti sangat kuat, panjang umur, dan, pada umumnya, lebih bahagia ketimbang manusia. Dewa dalam agama Buddha tidak sama dengan dewa dalam agama Hindu.

Siddhartha Gautama (juga dikenal sebagai Sakyamuni dan Sang Buddha) adalah seorang guru pertapa dan spiritual Asia Selatan yang hidup pada paruh kedua milenium pertama sebelum Masehi. Dia adalah pendiri Buddhisme dan dihormati oleh umat Buddhis sebagai makhluk yang sepenuhnya tercerahkan yang mengajarkan jalan menuju Nirwana.

Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-5 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Selama masa ini, agama ini sementara berkembang, unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan lainnya seperti Tiongkok dan Jepang.

Dalam agama Buddha Dewa secara umum dibagi menjadi 3 Tingkatan yakni:
– Dewa Kamadhatu adalah dewa tingkatan yang paling rendah, mereka masih memiliki nafsu indera sehingga masih memiliki rupa (bentuk) yakni memiliki jenis kelamin (dewa dan dewi).
– Dewa Rupa Brahma adalah Dewa Brahma yang tinggal di alam Rupaloka.
– Dewa Arupa Brahma adalah Dewa Brahma yang tidak memiliki nafsu dan juga tidak memiliki wujud rupa.

Nirwana dalam agama Buddha adalah puncak tertinggi pencarian umat Buddha terhadap kebebasan dari saṃsāra, yaitu siklus mati dan kelahiran kembali. Secara harfiah, Nirwana berarti “pemadaman”. Nirwana adalah keadaan di mana seseorang dapat terbebas dari penderitaan di dunia dan menyatu dengan alam semesta. Kesadaran orang yang mencapai Nirwana dapat meninggalkan siklus reinkarnasi dan berada secara rohani saja, meskipun tanpa unsur kepribadian.

Menurut ajaran Buddha, setiap orang punya hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan asalkan ia mampu mengendalikan dirinya sehingga bebas dari samsara/sengsara (penderitaan di dunia). Selain itu, menurut kepercayaan ummat Buddha, untuk mencapai nirwana seseorang harus menjalankan 8 jalan kebenaran yang disebut astavidya.

Empat Kebenaran Mulia adalah esensi Buddhisme yang mengajarkan cara menghadapi penderitaan dalam kehidupan manusia. Kebenaran ini menyatakan bahwa kehidupan penuh dengan berbagai penderitaan, penderitaan memiliki sebab dan akhir, dan setiap manusia bisa mencapai nirwana dengan mengakhiri penderitaan.

Untuk mencapai nirwana, seseorang juga harus melakukan meditasi secara teratur sebagai bagian dari rutinitas harian. Meskipun meditasi bisa dipelajari sendiri, sebaiknya Anda berlatih meditasi dengan guru sebab ia bisa membimbing dan mengajarkan teknik yang benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *